Jumat, 22 Februari 2013

Dirimu


Dia tidak ingin jatuh cinta lagi. Kesetiaan sang kekasih yang menemani selama ini membuatnya harus berhenti. Dari perjalanan yang penuh onak dan duri, pun juga batu terjal yang kerap kali ditemui.

” Keputusan ini harus ku ambil, aku harus menikah tahun ini. Hanya ini persembahan buat kedua orang tuaku, sekaligus bentuk baktiku kepada mereka, “ gumamnya dalam hati.

Hanya ada satu kata yang dapat membuat orang tuanya bahagia. Sekaligus respon atas pertanyaan teman-teman, saudara, tetangga, masyarakat.Juga kekasihnya sendiri. Menikah.

Suatu saat dia membuka laptop kesayangan yang selalu menemani dalam menulis berita. Maupun teman setia ketika mengambil keputusan bisnis. Sebuah situs ia buka dan membuat registrasi akun.Agak berbeda dengan facebook atau twitter atau blog. Situs tersebut memberikan kesempatan kepada para pengguna untuk berkenalan dengan lawan jenis.

Atau barangkali sejenis?Entahlah...

Singkatnya, mereka para pengguna diharapkan menemukan pasangan yang cocok yang akhirnya dapat dilanjutkan.Apakah akan berkencan atau bahkan menikah. Semua terserah para pengguna.

Atau barangkali untuk transaksi seks? Siapa tahu...

Pada mulanya ia bekenalan dengan para wanita yang ditemui di akun tersebut. Twoo. Ya..nama situsnya. Ia memang suka bercanda, menggoda atau juga ngobrol serius dengan setiap wanita yang ia kenal di twoo.Hari demi hari, minggu demi minggu, berganti bulan. Semua berjalan biasa saja. Menyenangkan, penuh canda dan tawa meski hanya sebatas dunia maya. Oh ya..entah kenapa foto yang ia pajang bukan aslinya. Melainkan foto cowok ganteng sehingga membuat para cewek yang dikenal terpesona, tergoda olah rayuannya.

“ Biar semuanya semu sekalian, toh ini hanya dunia khayalan.Sekalian aja dipalsu semua, “ hatinya berkata.

Suatu ketika ia justru terjebak dengan permainan yang ia ciptakan sendiri. Perkenalan dengan seorang cewek yang foro profilnya kelihatan polos, anggun dan gak neko-neko. Membuat semua yang ia rencanakan berubah.

Pesan yang isinya hanya bercanda, penuh goda, tertawa sendiri, membuat geli. Pada akhirnya harus membuka jati dirinya kepada wanita yang ia temui di twoo tersebut.Malam itu.Bahwa ini foto palsu. Aslinya gak secakep itu. Ia merasa bersalah karena selama ini memakai foto palsu dan tidak ingin membuat sang cewek kecewa. Apapun yang akan terjadi ia berusaha untuk jujur, mengungkapkan semuanya. Ternyata kejujurannya tidak membuat si cewek lari terbirit-birit menjauh. Nomor telepon yang sudah ia dapatkan mendapat sambutan.Ia sempat gak percaya.Sms pertama dikirim. Oleh si cewek.

“ Syukurlah, dia gak marah padaku.Padahal aku sudah siap, seandainya aku harus dicuekin atau bahkan dimaki-maki karena gak secakep foto palsuku, “ pikirnya.

Namun, berawal dari peristiwa inilah ia sadar. Ternyata ia telah berhenti dipersimpangan jalan. Bukan titik finish yang selama ini ia sangka. Saat itu ia kembali jatuh cinta, pada wanita yang ia kenal di dunia maya. Dan artinya perjalanan yang ia tempuh selama ini belum berakhir. Entah sampai kapan...

(Demak Ijo, 22 februari 2013). 

Kamis, 14 Februari 2013

PANTAI SADENG

Perjalanan kita kali ini dimulai dari pantai Sadeng, di mana merupakan salah satu pantai di wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang sekaligus sebagai pelabuhan ikan.

Pantai Sadeng terletak di Kabupaten Gunungkidul.Tepatnya 40 km dari Wonosari, pantai ini terletak di Desa Songbanyu dan Desa Pucung, Kecamatan Girisubo, berbatasan dengan Pracimantoro, Wonogiri yang masuk Provinsi Jawa Tengah.

Pantai Sadeng Gunungkidul (foto:Wendy).

 Perahu Nelayan (foto:Wendy)

Pantai Sadeng di malam hari (foto:Wendy)

Para nelayan sedang membuat alat penangkap lobster (foto:Wendy)

Seorang nelayan memancing (foto:Wendy)

Kapal Polisi Air (foto:Wendy)