Pemilihan anggota legislatif telah berlalu pada 9 april kemarin. Dan, pada 9 Juli nanti, kita, Bangsa Indonesia, Bangsa Nusantara akan membuat pesta yang katanya demokratis. Pemilihan Presiden danWakil Presiden.
Ada yang mengusik saya ketika mengikuti pemberitaan televisi. Dua televisi yang menjadi favorit saya, yakni Metro TV dan TV One kini kurang menarik lagi. Setidaknya selama kampanye pilpres. Dua televisi berita tersebut telah menjadi corong kampanye kedua pasangan capres. Tidak bisa dipungkiri hal ini terkait dengan pemilik atau bosnya yang menjadi ketua parpol. Di mana masing-masing mempunyai jago capres yang berbeda. Maka kampanye yang dilakukan berbeda pula.
Yang disayangkan lagi kampanye hitam juga dilakukan melalui media tersebut. Saling caci maki, saling menjelek-jelekkan antar pasangan capres menjadi menu setiap hari bahkan setiap saat.
Di tengah-tengah acara sinetron yang selalu menghiasi televisi lain, saya memang saat ini tidak mempunyai pilihan. Mau nonton apalagi kalau tidak ada siaran yang menarik. Terlebih lagi konten kampanye yang disiarkan sudah mengarah ke sara; suku, agama, ras serta golongan. Bahkan Metro TV memberitakan kampanye yang bersifat kriminal yakni pembakaran posko kemenangan Jokowi-Jusuf Kala.