Bangunan dengan bentuk unik menyambut kita
begitu memasuki pintu gerbang museum. Sekilas bentuknya seperti piramida
di Mesir, atapnya runcing serta terdapat beberapa anak tangga guna
menaikinya.
Museum karst adalah museum kebanggaan masyarakat Wonogiri. Museum ini
merupakan yang terunik dan terbesar di Indonesia bahkan di Asia
Tenggara.
Lokasi yang berada di kawasan perbukitan gamping semakin menambah
daya tarik untuk dikunjungi. Sesuai dengan namanya, karst merupakan
istilah dari bahasa Yugoslavia yang merujuk pada wilayah yang terdiri
dari batuan yang mudah larut seperti batu gamping. Hamparan sawah serta
hutan jati dapat kita nikmati seraya memasuki kawasan museum karst. Di
sekitarnya terdapat beberapa gua yang keberadaannya juga masih berkaitan
dengan fungsi museum.
Menurut Agung, salah seorang pemandu museum, lokasi didirikannya
museum ini memang sengaja diletakkan di kawasan perbukitan gamping.
Dengan tujuan para wisatawan yang berkunjung dapat belajar mengenai
batuan karst dan sejarah gua. Ada tiga fungsi yang didapatkan ketika
kita mengunjungi museum karst. Yakni fungsi pendidikan, fungsi rekreasi
sekaligus menjaga keberadaan situs atau fungsi lindung.
“Selain kita dapat belajar di dalam, kita juga dapat
mengenal di luar. Karena gua-gua di sekitar sini juga terdiri dari
batuan karst,” terang Agung.
Di dalam museum para wisatawan diperlihatkan diorama gua serta
koleksi berbagai jenis batuan gamping. Selain itu kita juga dapat
menikmati film yang berkaitan dengan proses terbentuknya batuan karst.
Replika manusia purba juga menjadi koleksi museum, sekaligus
penggambaran kehidupan manusia purba.
Museum karst didirikan pada tahun 2008 dan efektif menjadi tempat
wisata pada tahun 2010. Letaknya berada di Desa Gebangharjo, Kecamatan
Pracimantoro, Kabupaten Wonogori. Lokasinya berada di antara tiga
Kabupaten, yakni Wonogiri, Gunungkidul dan Pacitan.
Untuk masuk di dalam museum tidak dikenakan biaya alias gratis.
Namun, di loket kawasan wisata ada tarifnya karena museum karst berada
di lokasi wisata Gua di Pracimantoro. Tiket masuknya beda-beda. Pada
hari Senin sampai dengan Sabtu sebesar Rp 2.100 sedangkan hari Minggu
Rp.3.100. Bagi yang membawa kendaraan juga dikenakan biaya masuk.
Kendaraan besar seperti bus sebesar Rp 10.000, mini bus Rp 5.000, mobil
Rp 3.000 dan sepeda motor Rp 1.000. Oh ya, museum karst pada hari Jumat
tutup sementara hari-hari yang lain tetap buka termasuk hari Minggu.
Akses jalan yang beraspal dan halus memudahkan para wisatawan untuk
berkunjung ke sana.Jarak tempuhnya kurang lebih 40 km dari kota
Wonogiri, sedangkan dari Pacitan sekitar 50 km.Apabila dari Kabupaten
Gunungkidul kita melakukan perjalanan sekitar 55 km.
Moda transportasi menggunakan kendaraan pribadi karena lokasinya
berada agak jauh dari perkampungan padat penduduk. Banyak juga yang
menyewa jasa travel atau ojek. Di sekitar museum banyak terdapat warung
yang menyediakan makanan dan minuman untuk melepas dahaga, maklum udara
di sekitar lokasi cukup panas.
Bagi yang beragama Islam tidak perlu kuatir, di lokasi disediakan
Masjid untuk tempat beribadah. Tempat ibadah lain yakni Pura bagi yang
beragama Hindu. Lokasi parkir yang disediakan cukup luas dan aman.
Museum karst tidak jauh dari tempat menginap. Wisatawan yang berasal
dari luar kota dapat menyewa homestay di sekitar museum. Tempatnya di
rumah-rumah penduduk dengan tarif Rp 50.000 per rumah. Jumlah homestay
24 rumah. Masing-masing rumah mempunyai jumlah kamar yang berbeda-beda
tergantung berapa orang yang akan menyewa.
Bagi yang biasa tidur di hotel, tidak jauh dari sana. Sekitar 3 km,
terdapat beberapa hotel. Tarifnya antara Rp 50.000 sampai Rp 100.000 per
malam.
Museum karst menawarkan paket wisata dan edukasi yang tidak akan rugi untuk anda kunjungi. Selamat berwisata!
http://indonesiatravel.co.id/berwisata-sekaligus-mengenal-batuan-di-museum-karst-2/