Senin, 02 Juni 2014

Asiknya Membuat Blangkon di Bejiharjo

Blangkon adalah tutup kepala khas Jawa yang terbuat dari kain batik. Keunikan blangkon bukan hanya dari bentuknya.

Namun proses pembuatannya juga menarik. Mau tahu bagaimana para pengrajin membuat blangkon? Atau ingin membuat blangkon sendiri? Datanglah ke Dewa Bejo alias Desa Wisata Bejiharjo, Karangmojo, Gunungkidul.
Paket wisata membuat blangkon terdapat di Dusun Bulu, di kawasan Dewa Bejo. Biayanya sebesar Rp 35 ribu. Harga tersebut sudah termasuk bahan-bahan yang diperlukan.Wisatawan juga bisa membawa pulang blangkon yang telah dibuat. Asyik bukan?
Ada dua jenis blangkon yang diajarkan. Model Solo dan Mataraman Jogja. Bedanya, Mataraman Jogja dibelakang ada mondol-nya. Sedangkan Solo cenderung rata. Biasa disebut mondol teplak.
Salah satu pengrajin blangkon di Dusun Bulu bernama Rofik mengatakan sering didatangi para wisatawan yang ingin membuat blangkon. Tempatnya berada di rumah bagian belakang berukuran sekitar 3×4 meter.
Untuk membuat blangkon, alat dan bahan yang digunakan berupa mesin jahit, kain batik serta beberapa lembar kertas karton. Selain itu ada cetakan kayu berbentuk bulat, mirip kepala manusia. Alat ini untuk mencetak blangkon. Ukurannya sesuai pesanan. Mulai dari anak-anak sampai ukuran orang dewasa. Setelah kain dan karton dipotong dilakukanlah pengeleman. Ada juga sebagian yang dijahit.
Blangkon yang dilem biasa dijual dipasar-pasar. Termasuk Malioboro dan Pasar Beringharjo, Yogyakarta.Sedangkan yang dijahit merupakan pesanan khusus karena kualitas serta harganya juga berbeda. Blangkon ini biasa dipesan para grup campursari, grup wayang kulit maupun prajurit Keraton.
Blangkon yang kualitas biasa bisa dibuat dalam beberapa jam saja. Sedangkan yang kualitas bagus, sehari paling banyak hanya 2 buah. Apa bedanya? “Bedanya terletak pada bahan serta proses membuatnya,” kata Rofik. Cara merawatnya cukup disikat saja. Untuk blangkon yang jahitan bisa disikat sekaligus menggunakan air.
Kerajinan blangkon di Bulu sudah berlangsung selama 15 tahun. Sebelum Bejiharjo terbentuk menjadi desa wisata, kerajinan blangkon sudah ada. “Dulu saya kerja membuat blangkon di Jogja. Setelah satu tahun akhirnya bisa. Kemudian bikin usaha sendiri,” terang Rofik. Tenaga kerja Rofik sebanyak tujuh orang tetapi mereka mengerjakan blangkon di rumah masing-masing. Baru setelah jadi dikumpulkan di gudang yang selanjutnya diambil para pengepul.
Menurutnya, pekerjaan utama masyarakat di sini menjadi pengrajin blangkon.Selain prosesnya bisa dinikmati, blangkon juga bagus untuk souvenir. Harganya berkisar antara Rp 70 ribu sampai Rp 80 ribu. Bahan baku blangkon didatangkan dari Kota Yogyakarta.
Di Dukuh Bulu, para wisatawan juga bisa menginap. Seperti di Bejiharjo pada umumnya, tempatnya di rumah-rumah penduduk. Untuk menuju ke Bulu tidak sulit. Lokasinya satu arah dengan Goa Pindul. Sebelum sampai Goa Pindul di kiri jalan ada plang bertuliskan kerajinan blangkon. Dilanjutkan masuk ke kampung, jaraknya kira-kira 500 meter. Akses jalan menuju lokasi memang belum dibangun. Jalannya masih berupa batuan yang terjal. Tentu saja menyulitkan para pengunjung. Apalagi yang membawa mobil harus ekstra hati-hati. *
Paket Wisata Blangkon: Rp 35.000
Blangkon Jadi: Rp 70.000-Rp. 80.000
Transportasi: Kendaraan Pribadi, 1,5 jam dari pusat Kota Yogya
Akomodasi: Homestay, Rp 25.000-Rp 30.000 per orang per malam, Rp 150.000 per rumah per malam

http://indonesiatravel.co.id/asiknya-membuat-blangkon-di-bejiharjo/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar