Senin, 02 Juni 2014

Kesejukan Nuansa Tradisional Dewikembar


Dewikembar merupakan penyebutan untuk Desa Wisata Kembangarum. Sebuah nama yang diberikan sang penggagas, Hery Kustriyatmo.

Begitu memasuki lokasi Dewikembar, kita akan disambut sebuah papan nama serta jalan yang berliku. Desa yang masih hijau dan bernuansa tradisional tersebut terletak di kawasan lintas Merapi dengan jarak tempuh sekitar satu jam dari pusat Kota Yogyakarta. Pemandangan desa yang rapi dan bersih semakin menambah kesejukan hawa pedesaan.

Kembangarum terletak di Desa Donokerto, Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Di sepanjang jalan terlihat pagar dari batu yang tertata rapi, hamparan pohon salak  serta tanaman hias yang menyertai. Sebuah desa yang didesain dengan konsep wisata alam yang kelihatan berbeda dengan desa-desa pada umumnya.

Desa yang mengusung konsep wisata edukasi ini mudah dijangkau para wisatawan. Akses menuju desa ini bisa menggunakan kendaraan pribadi maupun angkutan umum dari terminal Giwangan, dengan jurusan Tempel. Di perempatan Tempel, ada papan nama menuju Kecamatan Turi. Sampai perempatan berikutnya terlihat papan nama kecil Desa Wisata Kembangarum.

Nuansa  tradisional menjadi ciri khas desa ini. Tempat menginap atau pondokan berbentuk joglo yang berkonsep rumah panggung dapat mudah kita temukan di sana.

Udara segar dan alami dapat dirasakan karena bangunan berbahan kayu jati. Bagi wisatawan yang akan menginap disediakan 55 homestay,  ruang pertemuan, ruang seni budaya yang dikelola secara profesional. Tarip yang dikenakan antara 350 ribu rupiah sampai 1,5 juta rupiah per malam beserta paket konsumsi.
Desa wisata ini terbentuk pada 27 Juli 2005. Inisiatornya seorang pekerja seni bernama Hery Kustriyatmo. Sebelumnya, Kembangarum desa yang tertinggal, penduduknya mayoritas bekerja sebagai buruh di kota. Dengan dukungan dana dari sanggar seni Pratista, Hery beserta warga menjadikan Kembangarum sebagai tempat belajar seni lukis khusus bagi anak-anak. Karena banyak masyarakat yang mendukung akhirnya berkembang menjadi tempat wisata budaya sampai sekarang.

Ketika mengunjungi Kembangarum, jangan lupa menengok sanggar seni Pratista. Di sini Anda bisa belajar seni, baik teater, melukis, musik, cara memasak yang bahannya serba salak. Semuanya disediakan gratis tanpa dipungut biaya bagi yang ingin belajar. Terdapat juga perpustakaan alam yang berisi buku-buku tentang pengetahuan alam sekitar.

Selain wisata seni dan budaya, Kembangarum juga menyediakan outbound maupun bakti sosial kepada masyarakat sekitar. Di sini tersedia kendaraan offroad 45 buah dan 65 motor trail. Wisatawan juga bisa berwisata alam dengan ikut serta membajak sawah dengan kerbau, mencari ikan di kolam maupun menanam pohon di lahan yang disediakan.
Dewikembar ini menarik minat pengunjung dalam dan luar negeri. “Yang pernah datang ke sini sudah ada dua puluh delapan negara,” kata Hery, pengelola lokasi. *
(c) ITH
http://indonesiatravel.co.id/kesejukan-nuansa-tradisional-dewikembar/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar