Gua Selarong memberi Anda dua pengalaman sekaligus: keindahan alam dan kenangan sejarah. Gua Selarong yang terletak di atas bukit juga dihiasi deru air terjun. Di sinilah dulu Pangeran Diponegoro meninggalkan jejak sejarah.
Lokasi Gua Selarong mudah dijangkau karena akses jalan beraspal dan halus. Selama perjalanan menuju lokasi banyak dipasang penunjuk arah menuju ke Gua Selarong. Begitu memasuki lokasi yang terletak di Dusun Kembang Putihan, Desa Guwosari, Pajangan, Bantul, ini Anda akan melewati gapura wisata. Dan Anda langsung disambut oleh patung Pangeran Diponegoro yang sedang menunggang kuda memakai jubah berwarna hitam.Sampai di loket masuk, petugas jaga memberikan selembar karcis. Tarifnya Rp 2.250, sesuai data yag tertera di papan pengumuman. Tarif tersebut sudah termasuk asuransi sebesar Rp 250. Halaman parkir yang disediakan cukup luas, mampu menampung ratusan kendaraan bahkan kendaraan besar seperti bus. Jika mengendarai sepeda motor, Anda cukup membayar Rp 2.000. Adapun mobil dan bus dikenai tariff antara Rp 5.000 sampai Rp 10.000.
Beberapa meter lagi, Anda dapat melihat patung Pangeran Diponegoro menunggang kuda, tapi kali ini dengan jubah berwarna putih. Dari tempat parkir kendaraan menuju lokasi gua, jarak yang Anda tempuh kurang lebih 100 meter. Di situ jangan heran jika ada ibu-ibu paruh baya menyapa dengan senyuman sembari menawarkan dagangan. Mereka warga setempat yang berjualan minuman serta makanan ringan setiap hari.
Karena berada di atas bukit, Anda harus menapaki tangga yang cukup tinggi agar sampai ke gua. Perjalanan ini cukup menguras tenaga. Namun jangan kuatir, di kanan dan kiri terdapat gazebo serta arena outbond untuk anak-anak. Dan apabila musim penghujan, Anda juga dapat menyaksikan indahnya air terjun, yang hanya beberapa meter dari gua. Namun ketika musim kemarau airnya kering. “Kalau pas hujan menarik itu, tapi kalau kemarau seperti sekarang airnya kering,” kata Pak Arif, penjaga tempat wisata.
Dan sampailah Anda di gua bersejarah ini. Gua Selarong ini merupakan gua buatan, bukan gua alami. Ia berbentuk bukit batu yang dilobangi, yang membentuk ruangan berukuran sekitar tiga meter persegi. Menurut penuturan Pak Arif, lobang tersebut dulu menjadi tempat persembunyian Pangeran Diponegoro ketika perang melawan Belanda.
Gua Selarong terdiri dari Gua Kakung dan Gua Putri. Di depan gua dipasang pagar besi pembatas yang diberi pintu masuk. “Ini untuk menjaga keamanan,” ujar Pak Arif. Wajar, sebab gua ini merupakan bukit batu kapur yang rawan longsor. Pagar tersebut juga sebagai pengaman dari gangguan pengunjung yang suka jail.
Di sekitar gua, Anda bisa menyaksikan pepohonan, yang membuat udara jadi terasa sejuk. Biasanya pengunjung duduk-duduk di sini, menikmati keasrian alam. Lalu, di lokasi Gua Selarong juga terdapat dua buah sendang yang diberi nama Manik Moyo dan Umbul Moyo. Persis di atas gua ada dua buah makam yang diyakini sebagai para pengikut Pangeran Diponegoro ketika berjuang.
Di perbukitan kapur ini, banyak pengunjung yang melakukan kegiatan berkemah. Menariknya, di sini telah disediakan camping ground. Pepohonan yang lebat serta aliran air di sungai kecil menambah nikmatnya suasana kemah para pengunjung.
Pengunjung kerap memilih untuk berkemah di sini, lantaran memang tidak disediakan tempat penginapan atau homestay. Alternatif lain, pengunjung biasanya menginap di kota. Saat berkemah, jangan kuatir dengan fasilitas kebersihan. Di lokasi wisata telah tersedia toilet sebanyak 15 kamar. Bagi yang beragama Islam juga bisa beribadah di masjid yang berada di lokasi wisata.
O ya, jangan lupa membeli souvenir berupa patung primitif dari kayu. Atau, jika Anda ingin membeli souvenir batik kayu, silakan kunjungi Sanggar Diponegoro. Lokasinya di dekat gapura masuk gua. Sehingga, lengkap sudah perjalanan Anda kali ini. *
(c) ITH
Kontributor: Stiawan Wendy (Yogyakarta)
Tiket masuk: Rp 2.250 (termasuk asuransi)
Parkir: Rp 2.000 (sepeda motor), Rp 5.000-Rp 10.000
http://indonesiatravel.co.id/gua-selarong-tapaki-sejarah-nikmati-indahnya-alam/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar