Senin, 02 Juni 2014

Berwisata Sekaligus Mengenal Batuan di Museum Karst


Bangunan dengan bentuk unik menyambut kita begitu memasuki pintu gerbang museum. Sekilas bentuknya seperti piramida di Mesir, atapnya runcing serta terdapat beberapa anak tangga guna menaikinya.

Museum karst adalah museum kebanggaan masyarakat Wonogiri. Museum ini merupakan yang terunik dan terbesar di Indonesia bahkan di Asia Tenggara.
Lokasi yang berada di kawasan perbukitan gamping semakin menambah daya tarik untuk dikunjungi. Sesuai dengan namanya, karst merupakan istilah dari bahasa Yugoslavia yang merujuk pada wilayah yang terdiri dari batuan yang mudah larut seperti batu gamping. Hamparan sawah serta hutan jati dapat kita nikmati seraya memasuki kawasan museum karst. Di sekitarnya terdapat beberapa gua yang keberadaannya juga masih berkaitan dengan fungsi museum.
Menurut Agung, salah seorang pemandu museum, lokasi didirikannya museum ini memang sengaja diletakkan di kawasan perbukitan gamping. Dengan tujuan para wisatawan yang berkunjung dapat belajar mengenai batuan karst dan sejarah gua. Ada tiga fungsi yang didapatkan ketika kita mengunjungi museum karst. Yakni fungsi pendidikan, fungsi rekreasi sekaligus menjaga keberadaan situs atau fungsi lindung.
“Selain kita dapat belajar di dalam, kita juga dapat mengenal di luar. Karena gua-gua di sekitar sini juga terdiri dari batuan karst,” terang Agung.
Di dalam museum para wisatawan diperlihatkan diorama gua serta koleksi berbagai jenis batuan gamping. Selain itu kita juga dapat menikmati film yang berkaitan dengan proses terbentuknya batuan karst. Replika manusia purba juga menjadi koleksi museum, sekaligus penggambaran kehidupan manusia purba.
Museum karst didirikan pada tahun 2008 dan efektif menjadi tempat wisata pada tahun 2010. Letaknya berada di Desa Gebangharjo, Kecamatan Pracimantoro, Kabupaten Wonogori. Lokasinya berada di antara tiga Kabupaten, yakni Wonogiri, Gunungkidul dan Pacitan.
Untuk masuk di dalam museum tidak dikenakan biaya alias gratis. Namun, di loket kawasan wisata ada tarifnya karena museum karst berada di lokasi wisata Gua di Pracimantoro. Tiket masuknya beda-beda. Pada hari Senin sampai dengan Sabtu sebesar Rp 2.100 sedangkan hari Minggu Rp.3.100. Bagi yang membawa kendaraan juga dikenakan biaya masuk. Kendaraan besar seperti bus sebesar Rp 10.000, mini bus Rp 5.000, mobil Rp 3.000 dan sepeda motor Rp 1.000. Oh ya, museum karst pada hari Jumat tutup sementara hari-hari yang lain tetap buka termasuk hari Minggu.
Akses jalan yang beraspal dan halus memudahkan para wisatawan untuk berkunjung ke sana.Jarak tempuhnya kurang lebih 40 km dari kota Wonogiri, sedangkan dari Pacitan sekitar 50 km.Apabila dari Kabupaten Gunungkidul kita melakukan perjalanan sekitar 55 km.
Moda transportasi menggunakan kendaraan pribadi karena lokasinya berada agak jauh dari perkampungan padat penduduk. Banyak juga yang menyewa jasa travel atau ojek. Di sekitar museum banyak terdapat warung yang menyediakan makanan dan minuman untuk melepas dahaga, maklum udara di sekitar lokasi cukup panas.
Bagi yang beragama Islam tidak perlu kuatir, di lokasi disediakan Masjid untuk tempat beribadah. Tempat ibadah lain yakni Pura bagi yang beragama Hindu. Lokasi parkir yang disediakan cukup luas dan aman.
Museum karst tidak jauh dari tempat menginap. Wisatawan yang berasal dari luar kota dapat menyewa homestay di sekitar museum. Tempatnya di rumah-rumah penduduk dengan tarif Rp 50.000 per rumah. Jumlah homestay 24 rumah. Masing-masing rumah mempunyai jumlah kamar yang berbeda-beda tergantung berapa orang yang akan menyewa.
Bagi yang biasa tidur di hotel, tidak jauh dari sana. Sekitar 3 km, terdapat beberapa hotel. Tarifnya antara Rp 50.000 sampai Rp 100.000 per malam.
Museum karst menawarkan paket wisata dan edukasi yang tidak akan rugi untuk anda kunjungi. Selamat berwisata!

http://indonesiatravel.co.id/berwisata-sekaligus-mengenal-batuan-di-museum-karst-2/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar