Hamparan sawah dan pemandangan Bukit Menoreh yang indah segera menyambut kita begitu menginjakkan kaki di Banjarasri. Sebuah desa yang masih alami, udara yang sejuk dan bersih.
Di Desa Banjarasri, kita juga dapat menyaksikan cerianya gerombolan bangau putih, yang menghiasi pematang sawah serta mengitari para petani ketika menanam padi pada siang hari. Lingkungan alamnya jauh dari polusi, tidak seperti di kota.Desa yang berjarak sekitar 30 kilometer dari Kota Yogyakarta sangat mudah diakses. Jalan yang beraspal dan rapi siap mengantarkan kita menikmati indahnya desa wisata Banjarasri. Kepenatan segera sirna begitu kita memasuki gerbang desa wisata yang terletak di Kecamatan Kalibawang, Kabupaten Kulonprogo ini. Sambutan yang ramah diberikan penduduk sekitar, terlihat dari ekspresi senyum mereka saat wisatawan datang berkunjung.
Wisatawan dapat menikmati banyak sekali paket wisata
yang disajikan. Ada wisata budaya, wisata sejarah, wisata alam maupun
wisata pendidikan.
Kerajinan tenun juga menjadi salah satu daya pikat Banjarasri. Sebagai contoh, kerajinan tenun dengan menggunakan tangan atau ATBM (alat tenun bukan mesin) yang dikelola koperasi “Tenun Mumbul“. Kita dapat melihat proses pemintalan benang sampai menjadi kain.
“Bagi wisatawan yang ingin mencoba langsung cara menenun kami persilahkan, banyak mahasiswa maupun wisatawan yang mampir ke koperasi kami,” kata Parjiati, pengurus koperasi.
Desa ini terbentuk menjadi desa wisata sekitar tahun 2009. Menurut pengelola, awalnya dimulai oleh Paroki. Mereka menginap di rumah salah satu penduduk. Pada saat keluarga yang disinggahi pergi ke sawah atau ladang, mereka mengikuti sembari memberikan pendidikan.
Untuk menjadikan Banjarasri sebagai desa wisata, pengelola mengaku tidak merasa kesulitan. Karena semuanya berjalan secara alami. Masyarakat mempunyai tradisi pedesaan yang masih asli. Hal inilah yang menjadi daya tarik pengunjung untuk singgah.
Bagi pengunjung yang ingin menginap, dipersilakan menginap di rumah-rumah penduduk setempat. Nuansa khas pedesaan sengaja disajikan, guna memberikan kenyamanan wisatawan.Tarifnya menyesuaikan, tergantung negosiasinya dengan pemilik tempat, meski ada juga beberapa yang dikelola secara profesional dengan tarif khusus.*
(c) ITH
Tidak ada komentar:
Posting Komentar